Saat Kamu Merasa Masalahmu Berat Sekali, Ingatlah 8 Ayat Ini

Share:
Mungkin ada kalanya tiba-tiba kita berhenti melakukan aktivitas, mulai merasa lelah, bingung, stress, deg-degan; karena merasa kenapa semakin lama kok hidup ini terasa berat sekali ya…? Maka, simaklah 8 ayat Al-Qur'an berikut ini.. Setelah itu, SHARE ke sahabat dan saudara Kamu agar manfaatnya kita rasakan bersama.. :)












Mungkin ada kalanya tiba-tiba kita berhenti melakukan aktivitas, mulai merasa lelah, bingung, stress, deg-degan; karena merasa kenapa semakin lama kok hidup ini terasa berat sekali ya…?

Terlebih lagi, hal itu bukannya terjadi sebentar satu kali saja. Melainkan terjadi berkali-kali. Ntah harus sampai kapan selesainya..

Namun tentunya kita tak boleh berputus asa. Asal masih ada harapan, kita pasti akan baik-baik saja.

Nah, tapi, apabila bahkan Anda merasa seperti tidak ada harapan, bagaimana? Maka dari itu, cobalah Anda simak dan renungkan 8 ayat Al-Qur’an berikut ini. Insya Allah, ayat-ayat berikut ini akan membantu kita untuk senantiasa mengemban harapan, dan tetap semangat menjalani hidup ini

Potongan ayat ini merupakan hal yang selalu saya ingat tatkala merasa kesulitan.

Dan ayat ini pula yang membuat saya tetap pede berjuang, tatkala justru keadaan dan orang-orang sekitar seperti membuat diri ini ragu, sehingga tergoda untuk menyerah.

Maka dari itu, dalam proses menjalani hidup ini, yang notabene bertaqwa kepada Allah; janganlah sekali-kali kita berkata “Aku nggak sanggup”. Apalagi mengatakan “Mustahil!” untuk memperjuangkan apa yang memang Allah perintahkan, dan Allah larang.

Toh kita kan hanya dihisab berdasarkan apa yang kita usahakan. Wilayah ikhtiar saja. Soal hasil, itu urusan Allah. Meski tentu ikhtiar kita usahakan optimal.

Maka dari itu, abaikanlah bisikan keputusasaan seperti yang dipaparkan pada paragraf pertama di atas.

Nggak ada ceritanya beban yang di luar kesanggupan kita. Semua beban pasti bisa kita pikul.


Maka penting bagi kita untuk senantiasa optimis, tatkala merasa hidup kita terasa senantiasa pula bermasalah, yang notabene sulit untuk diatasi. Betapa unggulnya seorang muslim dengan adanya dua ayat ini.

Imam al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyimpulkan dari struktur gaya bahasa di atas dengan sebuah kaidah kebahasaan, “Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang kedua sama dengan yang pertama.”.

Dengan kaidah tersebut, maka bisa ditarik kesimpulan, bahwa setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan. Setidaknya bisa berupa solusi yang terbaik, dan pahala kebaikan.

Contohnya sebagaimana Rasulullah Saw mendakwahkan Islam. Padahal awalnya umat Islam ditekan, banyak dari mereka dipaksa murtad, ditindas, dihina, difitnah, diboikot, dan dizhalimi dengan berbagai cara lainnya.

Namun akhirnya, Allah mengubah mereka, sesuai janjiNya. Pada akhirnya Rasulullah Saw dan para sahabat berhasil mendirikan Negara Islam di Madinah, sehingga bisalah syariat Islam dipraktekkan 100% secara kaffah.

Kemudian pengacau-pengacau dari berbagai kalangan pun dapat disapu bersih. Seperti misalnya beberapa Bani Yahudi yang tidak senang dengan Daulah waktu itu.

Selain itu, Kota Mekkah pun akhirnya berhasil ditaklukkan. Padahal sebelumnya orang-orang kuat penduduk Mekkah menindas beliau dan para sahabat, namun kemudian semuanya tertunduk pasrah. Bahkan sebagian dari mereka ada yang melarikan diri.

Kemuliaan yang tak menjadikan beliau sombong dan lupa diri. Beliau justru memperbanyak tasbih dan istighfar, bersyukur atas kemuliaan dan kemenangan yang dikaruniakan Allah berupa mengukuhkan dan mengokohkan agamaNya di muka bumi ini, hingga wilayah Negara Islam pun senantiasa meluas terus-menerus.

Percayalah, setiap satu kesulitan ada dua kemudahan yang disiapkan Allah Swt. Kemudahan di Dunia maupun di Akhirat


Terkadang kita hanya ingin perjalanan kita hanya enak-enak saja, tanpa ada mau masalah apapun. Meski memang keinginan tersebut tidaklah mengapa, hanya saja kita harus pastikan pula bahwa diri kita senantiasa siap apabila ada kendala yang datang. Karena bisa jadi, dengan ikhtiar kita tersebut, akan membuahkan satu atau beberapa hal yang baik bagi kita.

Menurut tafsir Imam Ibnu Katsir, “Dan boleh jadi kalian menyukai sesuatu padahal ia sangat buruk bagi kamu.” pengertian ayat ini bersifat umum dalam segala hal. Bisa saja seseorang menyukai sesuatu, padahal sesuatu itu tidak mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan baginya.

(Sebagai catatan tambahan, ayat ini memang berkaitan tentang jihad. Kita tidak menafikan bahwa jihad itu hukumnya fardhu ‘ain. Dan kita tidak ikut-ikutan propaganda pendistorsian makna jihad menjadi belajar menuntut ilmu dan bekerja mencari nafkah. Makna jihad secara syar’i yah perang melawan kaum kafir.

Namun, tentunya kita bisa ambil pelajaran dari hal tersebut.)


Tidak menutup kemungkinan, kesulitan yang kita alami dalam kehidupan kita itu merupakan akibat dari kesalahan kita sendiri. Maka penting bagi kita untuk senantiasa mengevaluasi diri (muhasabah).

Menurut tafsir imam Ibnu Katsir, makna “berpaling dari peringatanKu”, yakni menentang perintah Allah Swt, juga menentang perintah Rasul-RasulNya. Lalu ia berpaling darinya, dan melupakannya, serta mengambil petunjuk selain darinya.

Kemudian makna “penghidupan yang sempit” adalah, baginya dan dadanya tidak lapang, bahkan selalu sempit dan sesak karena kesesatannya; walaupun pada lahiriahnya ia hidup mewah dan memakai pakaian apa saja yang disukainya, memakan makanan apa saja yang disukainya, dan bertempat tinggal di rumah yang disukainya.

Sekalipun hidup dengan semua kemewahan itu, pada hakikatnya hatinya tidak mempunyai keyakinan yang mantap dan tidak mempunyai pegangan petunjuk, bahkan hatinya selalu khawatir, bingung, dan ragu. Dia terus-menerus tenggelam di dalam keragu-raguannya.

Lalu, makna “dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”, menurut Mujahid, Abu Saleh, dan As-Saddi, adalah bahwa orang yang bersangkutan tidak mempunyai alasan kelak di hari Kiamat untuk membela dirinya.

Semoga kita tidak termasuk dalam golongan yang demikian.


Menurut tafsir Imam Ibnu Katsir, barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam semua apa yang diperintahkan kepadanya dan meninggalkan semua apa yang dilarang baginya, maka Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari urusannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Yakni dari arah yang tidak terdetik dalam hatinya.

Maka saya kira ini pun lumayan berkaitan dengan ayat sebelumnya. Ada baiknya kita senantiasa mengevaluasi diri, jangan-jangan ada perihal haram yang kita lakoni, dan perihal wajib yang belum kita lakoni; sehingga dampaknya membuat hidup kita diterjang masalah, akhirnya ntah kenapa rasanya semakin sulit, susah, resah, dan galau



Imam Ibnu Katsir mengomentari potongan ayat tersebut dengan sebuah hadits qudsi yang marfu, “Rasul bersabda: Allah berfirman: ‘Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku dan ketinggian-Ku di atas ‘Arsy, tidaklah suatu negeri dan penghuninya berada dalam kemaksiatan kepada-Ku yang Aku benci, kemudian mereka berupaya mengubah keadaan tersebut menjadi ketaatan kepada-Ku yang Aku cinta, melainkan Aku akan mengubah bagi mereka siksa-Ku yang mereka benci menjadi rahmaht-Ku yang mereka sukai’.” (Dari penuturan Ali bin Abi Thalib k.w., sebagaimana diriwayatkan dari al-Hafizh Muhammad bin Utsman.)

Maka dari itu tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa sedetik pun. Kita harus senantiasa penuh harapan, sembari berusaha mengubah keadaan kita agar menjadi lebih baik.

Nah, begitulah 8 ayat yang harus senantiasa kita ingat. Saya pribadi senantiasa ingat ayat-ayat berikut ini tatkala merasa tidak enak dalam hidup ini.

Silahkan SHARE ke sahabat/saudara Anda.

Dan LIKE FANPAGE ini untuk mendapatkan konten inspiratif lainnya di masa mendatang, insya Allah.

Tidak ada komentar